Tak Berkutik, Oknum Anggota DPRD Ini Di Tangkap, Terkait Tewas nya 2 Orang Petani Tebu
Ladang tebu yang jadi lokasi perampasan nyawa itu merupakan lahan berstatus hak guna usaha (HGU) yang dipegang oleh BUMN PG Jatitujuh.
Penelusuran Tribun, Taryadi merupakan mantan Kades Amis Kecamatan Cikedung. Dia juga merupakan Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan atau F Kamis.
Ketua Balitbang DPC Partai Demokrat Indramayu, Harris Solihin, membenarkan bahwa Taryadi merupakan Ketua F Kamis.
"Menurut penjelasannya, dia adalah ketua FKamis," ujar dia di Indramayu, Selasa (5/10/2021).
Di sisi lain, FKamis dianggap PG Jatitujuh, perusahana BUMN yang memproduksi gula, dianggap sebagai kelompok yang ingin menguasai lahan HGU PG Jatitujuh secara ilegal.
General Manager PG Jatitujuh Majalengka, Aziz Romdhon Bachtiar menjelaskan, PG Jatitujuh mengelola sekira 12.000 hektar lahan Hak Guna Usaha (HGU).
Namun dari jumlah itu, sekitar 6000 hektar lahan dikuasai secara ilegal oleh pihak mengatasnamakan forum masyarakat.
"Secara HGU itu lahan PG Jatitujuh, ada sertifikat HGU nomor 1 Majalengka dan nomor 2 Indramayu. Jadi memang mereka secara ilegal menguasai lahan di sebagain besar wilayah Indramayu, kurang lebih 6000 hektare," ujar Azis saat diwawancarai di salah satu rumah korban di Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka Selasa (5/10/2021).
Kembali ke sosok Taryadi anggota DPRD Indramayu kader Partai Demokrat yang diringkus polisi itu.
Catatan Tribun, pada 2015, Taryadi saat jadi Kades Amis Kecamatan Cikedung sempat memimpin massa FKamis berunjuk rasa di Pendopo Pemkab Indramayu.
Dalam aksinya, mereka menolak kawasan hutan jadi ladang tebu. Alasannya, dengan mengubah hutan jadi ladang tebu, sama saja dengan menghilangkan mata pencaharian warga dari hasil hutan.
Saat itu, Taryadi juga menyebut alih fungsi hutan jadi ladang tebu merusak lingkungan, utamanya mengakibatkan banjir, polusi hingga penurunan kualitas air tanah.
FKamis pimpinan Taryadi juga pada 20 September 2021 menyurati Bupati Indramayu. Isinya, menyebut bahwa hak guna usaha PT PG Rajawali II atau PG Jatitujuh melanggar sejumlah aturan. Yang pada intinya, HGU yang dipegang PG Jatitujuh berstatus hutan negara.
Selain sebagai mantan kades dan demonstran penentang ladang tebu, Taryadi juga ternyata sempat mendaftar jadi calon Bupati Indramayu pada Pilkada Indramayu 2020. Saat pendaftaran ke Partai Demokrat, 5 Februari 2020, Taryadi diantar massa petani yang dia koordinir.
Sang Demonstran Pun Ditangkap
Puncak dari penolakan Taryadi dan FKamis terhadap perusahaan plat merah produsen gula itu memuncak pada 4 Oktober 2021.
Saat itu, sejumlah petani ladang tebu mitra PG Jatitujuh sedang menggarap ladang mereka. Tiba-tiba, massa FKamis pimpinan Taryadi menyerang dengan membabi buta.
Yaya Sumarya (34), saksi di lokasi kejadian, menceritakan, peristiwa itu berawal pada malam hari sebelumnya, di mana ia mendengar pembicaraan Yaya selaku bosnya terkait pembajakan lahan.
Bosnya tersebut diminta menerjunkan alat berat di lokasi tertentu di kawasan ladang tebu PG Jatitujuh.
"Nah pukul 09.30 WIB para petani melakukan pembajakan lahan, sampai pukul 10.30 WIB," ujar Yaya saat ditemui di Puskesmas Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Senin (4/10/2021).
Saat sedang membajak lahan, para petani disernag dari sekelompok preman membawa senjata tajam.
Diduga, pihaknya diserang oleh kelompok masyarakat yang diduga berasal dari F-Kamis (Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan).
"Kami tiba-tiba ada penyerangan, kemungkinan besar dari F-Kamis. Akibatnya ada korban dua orang," ucapnya.
Peristiwa itu berujung dengan bentrokan. Dua warga Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka menjadi korban hingga tewas.
Masing-masing bernama Suenda (buyut) asal Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh dan Yaya asal Desa Jatiraga dari kecamatan yang sama.
"Saat itu seperti perang kami lagi garap lahan kemudian diserang. Semua petani berlarian dan korban ini jatuh ke parit langsung di bacok oleh mereka," jelas dia.
Melihat korban yang terluka parah, Yaya dan pekerja lainnya berusaha membantu korban.
Namun nahas, meski sempat dibawa ke Puskesmas Jatitujuh kedua nyawa korban tidak tertolong.
"Luka bacok di kepala, leher dan tangan," katanya.
Kapolres Indramayu, AKBP M Lukman Syarif mengungkap latar belakang terjadinya perampasan nyawa di ladang tebu PG Jatitujuh di perbatasan Indramayu-Majalengka.
AKBP M Lukman Syarif mengatakan, kejadian tersebut akibat ulah segerombolan preman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (FKamis).
Para preman itu memprovokasi dan mengintimidasi para petani hingga terjadinya penyerangan di lahan tebu PG Jatitujuh di perbatasan Indramayu-Majalengka pada Senin (4/10/2021) kemarin.
"Bisa saya sampaikan bahwa ada segerombolan preman yang ingin menguasai lahan, dia mengintimidasi para petani yang bermitra dengan PG Jatitujuh," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Selasa (5/10/2021).
Dalam kejadian tersebut ada 2 petani tebu warga Kabupaten Majalengka mati mengenaskan seusai dibacok segerombolan preman.
AKBP M Lukman Syarif mengatakan, dari keterangan para saksi, kejadian tersebut tidak disangka-sangka. Peristiwa itu sebenarnya tidak perlu terjadi, para petani penggarap lahan itu diketahui juga tidak tahu apa-apa.
Hanya saja, ada yang memprovokasi hingga terjadilah kejadian penyerangan tersebut.
"Begitu mereka bertemu di lahan tebu, kemudian ada yang memprovokasi, kira-kira seperti itu," ujar dia.
Peran Taryadi dalam kasus perampasan nyawa petani di ladang tebu sendiri belum diketahui. Namun, dia ditangkap.
Hanya saja, Taryadi diduga terlibat dalam kasus perampasan nyawa secara brutal itu dalam kaitannya apakah menyuruh penyerangan hingga posisinya saat hari kejadian.
sumber:Tribunnews.com
Belum ada Komentar untuk "Tak Berkutik, Oknum Anggota DPRD Ini Di Tangkap, Terkait Tewas nya 2 Orang Petani Tebu "
Posting Komentar